Movie review score
5
Begalan adalah sebuah kesenian asli Banyumas yang dipentaskan dalam sebuah rangkaian upacara perkawinan adat perkawinan Jawa khusunya di Kabupaten Banyumas. Kesenian begalan cukup sulit ditemui karena tak semua perkawinan ada acara Begalan-nya. Bagalan ini hanya diadakan khusus yaitu untuk perkawinan dimana mempelai wanita adalah putri Sulung dari salah satu keluarga pengantin. Selain pertunjukan ini biasanya acara perkawinan juga “nanggap” (menggelar) pertunjukan lengger Banyumasan.
Begalan berasal dari bahasa Banyumas yaitu “begal”
yang artinya perampok. Atraksi ini dilakukan oleh dua orang yaitu satu
orang sebagai utusan dari keluarga menantu dan satu orang sebagai begal
(perampok) yang mencegat rombongan utusan di tengah perjalanan menuju
rumah pengantin. Dua tokoh ini mengenakan pakaian busana Jawa.
Alkisah sang utusan dari keluarga
memantu yang membawa barang bawaan yang dalam cerita tersebut diniatkan
untuk dipersembahkan kepada pihak mempelai wanita tetapi ditengah jalan
dicegat oleh sang pembegal yang membawa senjata berupa pedang kayu. Barang bawaan ini biasa disebut brenong kepang. Brenong kepang sendiri merupakan barang-barang berupa peralatan dapur. Barang-barang yang dibawa antara lain cething, centhong, kukusan, ilir, ian, saringan ampas, tampah, siwur, irus, sorokan, wangkring dan kendhil.
Masing-masing alat dapur tersebut mempunyai makna filosofi petuah
sendiri-sendiri. Misalnya cething adalah wadah atau tempat nasi
sederhanya yang terbuat dari bambu, alat dapur ini mempunyai makna
filosofi bahwa hidup itu memerlukan wadah yang mempunyai tatanan
tertentu jadi masing-masing calon pengantin nantinya tidak boleh berbuat
semau-maunya sendiri dalam kehidupan rumahtangga.
Sang utusan dan pembegal melakukan atraksi tari yang diiringi musik Banyumasan
dan disertai dengan percakapan dengan gaya jenaka yang sebenarnya
adalah petuah bagi rumah tangga calon pengantin di masa mendatang. Sang
utusan yang berniat menuju kediaman penganti wanita ditantang sang pembegal. Sang pembegal memberikan syarat asalkan sang utusan mampu menjawab pertanyaan dengan menyebutkan masing-masing petuah yang terkandung dalam Brenong kepang. Sang utusan yang amanah dengan gaya yang khas kemudian menyebutkan petuah-petuah tersebut.
Diakhir acara sang pembegal berteriak marah dan memukulkan pedangnya biasanya ke arah kendil sampai kendil itu pecah, kemudian Brenong kepang tersebut direbut dan dijatuhkan ke arena Begalan
untuk selanjutnya diperebutkan oleh warga sekitar yang menonton atraksi
tersebut. Beberapa masyarakat percaya kalau mereka mendapat salah satu
barang dari Brenong kepang mereka akan mendapatkan berkah dari petuah barang yang didapatkannya. Itulah beberapa keunikan dari kesenian Begalan Banyumas. (KlikBanyumas.com)